December 19, 2005

Kasihan


Kau
Selalu memberi tetapi jarang memintaku
Padahal sangat berhak bagimu
Selalu menghibur tetapi jarang menghukumku
Padahal sangat wajib bagiku
Selalu memuji tetapi jarang mencibirku
Padahal sangat cocok bagiku
Selalu membesarkan tetapi jarang mengecilkan hatiku
Padahal sangat layak bagiku
Sekarang apalagi kalau bukan karena Kau selalu mengasihani aku
Aku mohon
Teruslah kasihan padaku
Karena hanya itu yang akan membantuku bertahan
dari yang aku datangi dan aku jemput
dari yang mendatangiku dan yang menjemputku
Rasa Kasihan darimu
seperti selimut di kala hujan
seperti cangkang pada kerang
seperti pelukan ibu pada anak-anaknya
Kasihanilah aku selama-lamanya
seperti lebih dari yang aku bisa bayangkan

Suara


Menggelegarrr !
Menyapa
di saat aku akan bangkit
Memanggil
di saat aku sedang hilang ingatan

Menegur
di saat aku sedang terbuai matahari

Menasihati
di saat aku sedang kepala batu

Akan hadir
untuk menemaniku kembali
aku harap ketika aku masih mengenalnya

December 14, 2005

Pesan Buat KANAN

Kalau memang itu yang kamu katakan
Baiklah
Aku rasa sudah saatnya berangkat
karena perahu sebentar lagi datang
Biar kamu saja yang mengayuh dulu
Setelah itu aku akan membantu
Menuju tempat yang sudah direncana
Semoga kita sampai ke sana
Aku mengerti maksudmu
dan aku tidak akan melupakan
kerja kerasmu yang melelahkan
Di sini
aku agak letih
jadi sebelum tenagaku habis
Kita tetapkan saja keberangkatan ini
dengan lingkaran tembaga
yang selalu menjaga di belakang

Pesan Buat KIRI

Aku tahu kamu ada di sana
Jadi kamu tidak perlu khawatir
karena aku pasti ke sana
hanya untuk memastikan
aku tidak pernah main-main
Perjanjian ini merupakan bukti
tidak ada makhluk yang bisa sendiri
dan untuk meluruskan niat
diperlukan kesabaran yang teguh
Ketika aku datang
aku harap kamu sudah mempersiapkan
Tidak ada yang sulit apabila kita sudah bertekad
Hanya hati bersih yang bisa
Jadi aku minta kamu untuk selalu membersihkannya

Keberangkatan ini sudah aku rencanakan sejak awal
Mimpi yang dulu terbayang
telah terwujud
Semoga kamu bisa memahami maksudku

November 19, 2005

Siang Benderang

(menggigil)
Menusuk tulang
(Lihat kanan kiri atas bawah)
Di mana aku sekarang ?
Mengapa tanah menjadi putih ?
Pohonnya saja tidak berdaun
Siapa yang membawaku ke sini ?
(memegang perut)
(bangkit dari duduk)
Tolong!
Suaraku tidak keluar?
(menangis sebentar)
Aku harus cari orang
(jalan cepat)

Berjalan

Seperti kain
Sangat halus dan tak bersuara
Kulitmu bersih
Seperti tersiram air terjun
Matamu sayu
Menyirat kata
Hijau biru terang, terang sekali
Siapa yang melahirkanmu
Pasti sungguh indah perangainya
Mampirlah ke sini
Walau hanya satu lagu
Gerakanmu yang bisu
Sudah cukup buatku
Membeku

Apakah Masih

Apa kabarmu ?
Apakah kau sehat-sehat saja?
Apakah kau sudah mengelilingi kota itu ?
Yang di dalamnya banyak orang putih
Apakah kau masih suka pakai baju hitam ?
Yang kau cuci sendiri
Apakah sepatumu masih hitam ?
Dengan 3 garis putih
Apakah 4 sahabatmu masih di kota ?
Yang kerap bersamamu mencari hiburan
Apakah kau masih pulang pagi ?
Gara-gara kerjaan yang malam
Apakah kau masih suka ayam goreng ?
Yang kau masak sendiri
Apakah kau masih seperti dulu ?
Bicara seperti saudara kandung
Apakah kau masih menyayangiku ?

Aliranmu

Bertemu engkau
Datang dari semua arah
Mencari suapan
Berguna dirimu
Bagi mereka
Orang pulang
Tersenyum senang
Waktu yang mana
Aku bisa rangkaikan
Sampai matipun tidak sampai
Hanya setetes dari aliran
Meniru engkau
Yang tak terjangkau

November 04, 2005

Karpet Pilihan

Pilih sendiri karpetmu.
Sesuai dengan keinginanmu.
Yang akan membawamu ke suatu tempat.
Yang sering kau lupakan 2 tempat itu.
Hati-hatilah dalam memilih 1 di antara 2.
Karena mereka itu bertolak belakang.
Sama seperti yang kau kerjakan.
Melakukan sedikit, ingin mendapat banyak.
Sebaiknya kau pilih yang banyak.
Tanpa peduli kata bagus dari kerabat.
Mereka itu hanya kilat.
Datang tanpa kesan melekat.
Lebih baik pilih lakukan banyak.
Agar karpetmu melesat.
Ke tempat yang kau harap.

October 23, 2005

Penjaga Kebun

Kami ini hanya penjaga kebun.
Kebun yang pernah kami beli 30 tahun yang lalu.
Yang selalu kami usahakan pengelolaannya.
Dari menanam sampai menyemprot hama.
Yang setiap tahun buahnya kami jual.
Kami ini hanya penjaga kebun.
Yang tidak pernah percaya akan ilmu pasti.
Hingga suatu saat kebun kami tak berbuah.
Walau seperti biasa kami sirami.
Pelajaran selalu datang kepada kami.
Karena setelah berupaya, hanya menunggu yang kami mampu.
Kemurahan dari pemilik kebun itu.
Yang hanya berikan 1 kesulitan di atas 29 kemudahan.
Jadi, kami ini hanya penjaga kebun.
Yang tetap akan menunggu.
Sampai hari yang terbatas bagi nafas.

October 02, 2005

Kembalikan Arca

Pesan Anda telah disampaikan
Mereka terima semua laksana
Syarat Mereka telah Anda duga
Akan ambil kembali Arca
Yang bersanding di tembok bambu
Anda kata besok kan sirna
Mereka tahu semua rahasia
Bahwa Anda hanya bisa bergema
Tanpa menoleh pada iba
Muda belia dan tua renta
Pesan Mereka telah disampaikan
Demi waktu yang tersisa
Lebih baik Saya ayun gerobak kayu
Sebrangi sungai lewati gua
Bantu Mereka mengambil Arca
Yang bersanding di tembok bambu

September 21, 2005

Pemilik

Andalah pemiliknya
Saya hanya ingin pinjam sebentar
Tidak akan lama-lama
Tidak punya tenaga untuk mencurahkan semua harapan
Yang sedikit sekali keluar dari ubun-ubun
Mudah-mudahan Anda merelakannya
Apakah Anda tahu siapa yang bisa manfaatkan barang Anda dengan baik ?
Mungkin hanya Anda sendiri
Tapi Saya hanya sebentar saja
Setengah hari pun tidak sampai
Bagaimana kalau nanti ada yang tergores ?
Saya minta maaf sekali
Mudah-mudahan Anda selalu merelakannya

August 23, 2005

Bahagia ?

Aku pergi ke Utara.
Mereka : Tanah kami tandus.
Aku beri Mereka air.

Aku pergi ke Selatan.
Mereka : Panen kami dicuri orang.
Aku buatkan Mereka pagar.

Aku pergi ke Barat.
Mereka : Anak kami tertusuk pagar.
Aku panggilkan Mereka dokter.

Aku pergi ke Timur.
Mereka : Dokter kami cabul.
Aku panggilkan mereka polisi.

Aku pergi ke Barat Laut.
Mereka : Polisi kami pemeras.
Aku panggilkan polisi internasional.

Aku pergi ke Timur Laut.
Mereka : Kami tidak paham bahasa polisi asing itu.
Aku bawakan mereka penerjemah.

Aku pergi ke Barat Daya.
Mereka : Semua orang belajar bahasa polisi asing itu. Tanah kami terlantar.
Aku pulangkan penerjemah itu ke asalnya.

Aku pergi ke Tenggara.
Mereka : Sekarang kemarau. Tanah kami tandus.
Aku beri mereka air.

July 25, 2005

Kasih Adab


Saya mempertimbangkan bahwa Anda sedang bersenda gurau.

Orang-orang tidak pernah menyangka bahwa Anda akan menjadi seperti sekarang.

Saya memperkirakan bahwa Mereka akan merubah arah.

Setelah keletihan, bukanlah suatu hal yang sia-sia.

Saya memahami alasan Anda mengikutsertakan antara.

Anda pun mengerti mengapa Saya mempertanyakan semua hal yang terlintas.

Mereka, Anda, dan Saya.

Sudah cukup untuk menciptakan jutaan elemen epinasti.

Adab Anda sangat Saya hargai.

Kasih Mereka selalu meresapi jiwa Saya.

BBM...BBM...

Rumah itu BBM, kalau bukan dari jerih payah kamu sendiri.

Mobil itu BBM, kalau hanya dipakai buat jalan-jalan dan pamer.

Waktu itu BBM, kalau kebanyakan konsumsi tanpa produksi sesuatu.

Uang itu BBM, kalau dapetnya karena KKN.

Jiwa ragamu itu BBM, karena cuma titipan Tuhan dan bakal menguap sampai kamu ga sadar kalau ternyata sudah habis cerita. (layaknya the real BBM)

ps.
*BBM = Bukan Buat Mu
*The Real BBM = Bahan Bakar Minyak
*KKN = Korupsi Kolusi dan Nepotisme

Adik Kecil


Adek,
Nama kamu siapa ?

Rumah kamu di mana ?

Ayah kamu di mana ?

Ibu kamu di mana ?

Kamu ngapain di sini ?

Mana teman-teman kamu ?

Aku nggak mau ngelihat kamu kepanasan di sini !

Aku nggak mau ngelihat ekspresi wajah sedih kamu di sini !

Aku nggak pengen ngelihat kamu capek di sini !

Adek,
Aku belum punya apa-apa

Aku cuma punya ratusan rupiah buat kamu

Tapi,
Aku pengen kamu tahu

Kalo aku juga bisa ngerasain semua itu

Itu perih, pedih, dan menyedihkan

Dan aku nggak akan membiarkan itu terjadi terus sama kamu

Bagaimanapun caranya

Adek,
Kamu hebat !

Jangan khawatir yah !

Aku juga sedang berusaha

Seperti kamu